Bermanfaat bagi yang lainnya
Home » » Akibat Menyepelekan Shalat

Akibat Menyepelekan Shalat

Kakak perempuan Fulan telah meninggal dunia. Saat Fulan ikut mengubur kakaknya, kantung uangnya terjatuh dan tertimbun tanah, ia tak sempat mengambilnya.

Setelah upacara pemakaman selesai dan semua orang yang melayat sudah pulang, Fulan menggali kembali kuburan kakaknya untuk mengambil kantung uangnya yang tertimbun.

Betapa terkejutnya Fulan, dari liang kubur kakak perempuannya itu keluar api menyala. Dengan cepat Fulan menimbun kembali kuburan itu, ia mengurungkan niatnya mengambil kantung uang miliknya.

Bergegas ia pulang ke rumah dan dengan menangis ia menemui ibunya.
“Ibu apa yang telah diperbuat kakak perempuanku, hingga terjadi demikian?” tanya Fulan kepada ibunya.
“Apa yang terjadi, anakku? ”

“Ketika aku menggali kubur kakak untuk mengambil kantung uangku yang terjatuh, keluarlah api dari liang kuburnya,” kata Fulan, menceritakan apa yang baru saja dilihatnya.

Mendengar cerita anaknya, sang ibu hanya diam terpaku. Pandangannya menerawang jauh, air matanya meleleh membasahi kedua pipinya. Ia sangat menyesali apa yang telah diperbuat anak perempuannya semasa hidup.

“Apa yang dilakukannya ibu ?” tanya Fulan lagi. Rasa ingin tahunya semakin besar melihat reaksi ibunya.

“Wahai anakku, Fulan. Kakak perempuanmu dulu semasa hidupnya suka menyepelekan shalat, dan mengakhirkan shalatnya.” jawab ibu Fulan dengan sedih.

Sumber : http://www.akhwatmuslimah.com/2011/11/437/menyepelekan-shalat/

13 komentar:

  1. min mengakhirkan sholatnya maksudnya apaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. shalat fardlu di akhir waktunya mendekati waktu shalat berikutnya, misal,shalat zuhur dekat waktu ashar,shalat ashar dekat waktu shalat maghrib dan seterusnya,Ini adalah termasuk perbuatan melalaikan shalat Fardhu.

      Hapus
    2. Kalau masih masuk waktu, itu masih boleh; Cerita di atas tidak dapat dijadikan rujukan /hujjah. Kalau hanya untuk inspirasi saja insya Allah. Sebetulnya apa yg terjadi sudah banyak dalilnya di Al Qur'an maupun Hadits.

      Hapus
    3. sudah jelas di al-quran disebutkan bahwa orang yang lalai dalam shalatnya akan ditempatkan di neraka hawiyah...lalai disini ialah suka mengulur2 waktu shalat..jd betapa pentingnya shalat bahkan waktu shalatnya pun ada tingkatan pahalanya..

      Hapus
    4. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” [QS Al Ma'un: 4-5]

      Hapus
    5. untuk m.nur.....
      walaupun waktu masih ada....tapi kalo selalu menunda-nunda untuk melakukan tanpa ada udhur.....maka dialah termasuk orang-orang ang lalai dalam sholatnya..

      wallahu a'lam

      Hapus
  2. Batas waktu sholat fardhu :

    1. Sholat Dhuhur
    “Dan waktu dhuhur dimulai ketika matahari telah tergelincir.” (HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash)

    Dan waktu dhuhur berakhir ketika masuk waktu ashar (ketika bayangan benda sepanjang aslinya). Hal ini sebagaimana hadits:

    Artinya: “Dan waktu dhuhur adalah sebelum tiba waktu ashar.” (HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash)

    2. Sholat Ashar
    Awal waktu ashar adalah akhir dari waktu dhuhur. Sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Jibril shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya pada hari pertama ketika bayangannya sama dengan bendanya.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash)

    Akhir Waktu Ashar

    Akhir waktu ashar ada dua macam:

    Waktu ikhtiyari, yakni ketika bayangan benda dua kali panjang aslinya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Dan pada hari kedua Jibril shalat bersama mereka ketika bayangan dua kali lipat panjang bendanya. Kemudian dia mengatakan waktu ashar adalah diantara dua ini.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash)

    Waktu idlthirary (waktu terpaksa), yakni sampai tenggelamnya matahari. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Barangsiapa yang mendapatkan satu rakaat sebelum matahari tenggelam berarti ia mendapatkan shalat ashar.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

    Akan tetapi tidak sepantasnya seorang muslim menunaikan shalat ashar di akhir waktu (semisal jam 5 sore) kecuali jika terpaksa. Hal ini sesuai dengan perkataan Imam Ibnu Qudamah.

    Shalat ashar di saat matahari telah berwarna kuning atau menjelang terbenamnya matahari merupakan ciri-ciri shalat orang yang munafik sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Itu adalah shalat orang munafik 3x. Mereka duduk-duduk (menunggu matahari hendak terbenam) sehingga tatkala matahari berada di antara dua tanduk syaithan, dia lakukan shalat empat rakaat dengan cepat kilat ibarat ayam yang sedang mematuk, dia tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit saja.” (HR. Muslim dari Anas bin Malik)

    BalasHapus
  3. 3. Sholat MAgrib
    Adapun dalil tentang awal waktu maghrib adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Dan waktu maghrib ketika terbenam matahari.” (HR. Bukhari no. 527 dan Muslim no. 1023 dari Jabir bin ‘Abdillah)

    Akhir Waktu Maghrib

    Adapun akhir waktu maghrib ketika terbenamnya warna kemerah-merahan di langit, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Dan waktu maghrib adalah selama syafaq (warna kemerah-merahan) belum hilang.” (HR. Muslim no. 967 dari ‘Abdullah bin Amr bin Ash)

    4. Sholat Isya

    Awal Waktu Isya’

    Adapun awal waktu isya’ adalah setelah hilangnya warna kemerah-merahan di langit sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam melakukan shalat isya’ ketika terbenamnya warna kemerah-merahan.” (HR. Muslim no. 969 dari Abu Musa Al Asy’ari)

    Akhir Waktu Isya’

    Adapun akhir waktu isya’ dibagi dua.

    1. Waktu ikhtiyary (pilihan) ketika pertengahan malam. Sebagai misal, jika matahari terbenam pada pukul 6 sore dan terbit pada jam 6 pagi maka batas akhir waktu isya’ adalah pukul 12 malam. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Dan waktu isya’ sampai pertengahan malam.” (HR. Muslim no. 967 dari Abdullah bin Amr bin Ash)

    5. Sholat Subuh
    Cara Mengetahui Waktu Subuh

    Adapun waktu subuh ketika terbitnya fajar shadiq, dan ini adalah kesepakatan para ulama, sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam menunaikan shalat subuh ketika fajar merekah.” (HR. Muslim no. 969 dari Abu Musa Al Asy’ary)

    Akhir Waktu Subuh

    Akhir waktu subuh dibagi dua:
    1. Ikhtiyary (pilihan) terus berlangsungnya waktu tersebut.
    2. Idlthirary (terpaksa) sampai terbitnya matahari sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Barangsiapa menjumpai rakaat sebelum terbitnya matahari sungguh telah menjumpai shalat subuh.” (HR. Bukhari no. 545 dan Muslim no. 656 dari Abu Hurairah)

    Kapan Waktu Shalat yang Paling Utama

    Di antara amalan yang paling dicintai Allah adalah shalat pada waktunya, yaitu di awal waktu, selain waktu tertentu yang dikecualikan. Pertama, yaitu shalat dhuhur ketika udara sangat panas menyengat maka yang afdhal adalah menunggu sampai suhu udara turun (berangsur dingin). Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

    Artinya: “Bila udara sangat panas terik maka tunaikanlah shalat tatkala udara mulai dingin.” (HR. Bukhari & Muslim dari Abu Hurairah)

    Kedua, yaitu shalat isya’. Yang paling afdhal adalah mengakhirkannya hingga pertengahan malam. Berdasarkan hadits:

    Artinya: “Nabi mengakhirkan shalat isya’ sampai pertengahan malam, kemudian keluar melakukan shalat kemudian berkata: seandainya kalau bukan karena kelemahan pada orang lemah, rasa sakit yamg diderita orang sakit atau keperluan orang-orang yang punya hajat maka aku akan akhirkan shalat isya’ hingga pertengahan malam.” (HR. Abu Daud no. 358 dan Ahmad no. 10592 dari Abu Sa’id Al Khudri)

    BalasHapus
  4. Waktu shalat terkait erat dengan perputaran alam semesta. Allah telah membuat sistem alam semesta berputar terbagi sedemikian rupa yang kita kenal dengan satuan waktu tahun, hari, jam, menit, detik, dst sehingga harmonis. Waktu shalat pun mengikuti sistem perputaran alam. Jika orang semakin menggeser ke wakhtu shalat, maka semakin memiliki deviasi yang tinggi. Sehingga perputaran alam semakin kacau/berat, dengan semakin banyak orang di bumi yang gak shalat, alam semakin berat berputar. Dengan demikian, shalat tepat waktu lebih bagus daripada yang geser, dan seterusnya. Cuman saya sendiri sekarang susah sekali tepat waktu. Semoga dengan memasuki ramadan tahun ini, saya menjadi lebih tepat agar mengurangi beban sistem perputaran alam semesta.

    BalasHapus
  5. sangat memberikan inspirasi

    BalasHapus
  6. Sungguh ilmu yang sangat berharga bagi kita semua yang dapat mengambil hikmahnya.

    BalasHapus
  7. sholatlah pada waktunya, seafdol2nya sholat di awal waktu..

    BalasHapus

Daftar Postingan Terbaru

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/